Minum susu sapi setiap hari dapat mendukung tumbuh kembang balita jika diberikan sesuai anjuran.
Susu sapi sering dianggap sebagai minuman super karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Dalam satu gelas susu, terkandung kalsium, protein, vitamin D, vitamin A, dan zinc—semuanya penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya di masa balita.
Namun, banyak orang tua masih bingung: apakah balita boleh minum susu setiap hari? Apakah ada batasan yang harus dipatuhi? Atau justru bisa membahayakan jika dikonsumsi terlalu banyak?
Tenang, para dokter dan ahli gizi sudah memberikan penjelasannya secara ilmiah.
Menurut dr. Raissa E. Djuanda, MGizi, SpGK, spesialis gizi klinik, balita boleh minum susu sapi setiap hari. Tetapi, ia mengingatkan bahwa setelah anak berusia 1 tahun, susu bukan satu-satunya sumber nutrisi utama.
“Boleh, tapi perlu diingat di atas 1 tahun susu bukan satu-satunya sumber nutrisi utama,” ujar dr. Raissa kepada detikcom, Senin (14/7/2025).
Orang tua perlu memastikan bahwa pola makan anak sudah mencakup berbagai sumber gizi lain seperti:
Sayuran hijau (bayam, brokoli)
Tahu dan tempe
Ikan dan daging
Kacang-kacangan dan biji-bijian
Telur
Buah alpukat dan buah segar lainnya
Dengan pola makan yang bervariasi, kebutuhan nutrisi anak bisa terpenuhi secara menyeluruh, tidak bergantung hanya pada susu sapi.
Dokter anak dan ahli diet dari American Academy of Pediatrics, dr. Natalie D. Muth, MD, MPH, RDN, FAAP, menyarankan batas konsumsi susu sesuai kelompok usia:
Usia 12–24 bulan: 470 ml per hari (2 cangkir)
Usia 2–5 tahun: 470–709 ml per hari (2–3 cangkir)
Untuk anak usia di bawah 2 tahun, susu murni (whole milk) direkomendasikan karena lemaknya penting bagi perkembangan otak dan sistem saraf. Setelah usia 2 tahun, anak disarankan beralih ke susu rendah lemak (1%) atau susu tanpa lemak (skim milk).
Ahli gizi Yaffi Lvova, RDN dari Baby Bloom Nutrition, Phoenix, Arizona, menjelaskan bahwa lemak dari susu murni dibutuhkan tubuh anak sebagai energi utama, sekaligus mendukung penyerapan vitamin larut lemak seperti vitamin A dan D.
Meski susu memberikan manfaat besar, bukan berarti bisa dikonsumsi tanpa batas. Konsumsi susu yang berlebihan justru dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan pada anak.
Lvova menegaskan, terlalu banyak susuu dapat membuat anak merasa kenyang, sehingga mereka enggan makan makanan lain yang lebih bervariasi dan padat gizi.
“Susu memang mengenyangkan, tetapi terlalu banyak susu bisa mengurangi nafsu makan anak,” jelasnya.
Kondisi ini bisa menyebabkan anak kekurangan zat besi karena mereka tidak makan sumber zat besi lainnya seperti daging merah atau sayuran hijau. Terlalu banyak kalsium dan protein kasein dari susu juga bisa menghambat penyerapan zat besi secara optimal, yang akhirnya berisiko menyebabkan anemia defisiensi besi.
Selain itu, dr. Raissa juga mengingatkan risiko lain jika anak terlalu banyak minum susu:
Obesitas, karena kelebihan kalori dari ssusu, terutama susu murni
Sembelit, akibat rendahnya asupan serat karena anak lebih banyak minum daripada makan
Karies gigi, terutama jika minum susu menggunakan dot atau langsung tidur tanpa menggosok gigi setelahnya
Waktu terbaik untuk memberikan sussu pada anak adalah di antara waktu makan utama, bukan sebagai pengganti makan. Misalnya, di pagi hari sebelum sarapan lengkap atau sore hari sebagai camilan.
Penting untuk tidak menjadikan susu sebagai andalan setiap kali anak lapar. Anak perlu belajar menikmati variasi makanan sejak dini agar pola makannya sehat dan tidak monoton.
Agar anak tetap mendapatkan manfaat dari susu tanpa efek negatifnya, orang tua bisa menerapkan beberapa strategi berikut:
Batasi porsi susu sesuai usia anak. Gunakan gelas takar jika perlu.
Hindari memberi ssusu menjelang tidur, terutama jika anak belum menyikat gigi.
Berikan variasi makanan bergizi tinggi yang mengandung zat besi, protein, dan serat.
Ajari anak mengenali rasa lapar dan kenyang, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada susu.
Jadi, apakah balita boleh minum susu setiap hari? Boleh dan sangat disarankan, asalkan tidak melebihi batas anjuran dan tetap dikombinasikan dengan makanan lain yang kaya gizi.
Minum suusu adalah bagian dari gaya hidup sehat anak, bukan satu-satunya solusi. Orang tua berperan penting dalam membentuk pola makan seimbang sejak dini agar anak tumbuh sehat, aktif, dan cerdas.
Lordosis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kelengkungan abnormal ke arah dalam pada tulang…
Malam Mencekam di Sukaramai Ketenangan malam di kawasan Asia Mega Mas, Sukaramai, mendadak berubah menjadi…
Pete atau petai (Parkia speciosa) adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang cukup populer di Asia…
JAKARTA, KOMPAS — Dua wartawan mengalami kekerasan saat meliput peristiwa keracunan paket makan bergizi gratis…
Teh bunga bukan sekadar minuman. Ia adalah perwujudan dari keindahan dan kebaikan alam yang diolah…
Kritik Tajam untuk Pertamina Pernyataan mengejutkan datang dari Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi…