Potongan gambar dari video viral yang menunjukkan keributan antara Aleh Aleh dan sekuriti RS Pringadi Medan
Kericuhan yang melibatkan konten kreator Medan, Aleh Aleh Teriak Dianiaya! , mengguncang jagat maya. Dalam video tersebut, suara Aleh terdengar lantang. Kejadian itu terjadi begitu cepat, namun cukup jelas untuk memicu reaksi besar dari warganet.
Insiden ini bermula saat Aleh datang ke IGD dengan maksud tertentu yang belum dijelaskan secara rinci. Ia terlihat adu mulut dengan beberapa petugas keamanan. Dari video yang beredar, tampak suasana mencekam. Salah satu petugas terlihat mendorong tubuh Aleh, sementara yang lain mencoba melerai. Namun, kekisruhan tetap berlanjut. Dalam narasi videonya, Aleh menyebut bahwa ia menjadi korban kekerasan fisik tanpa alasan yang jelas. Ia tidak tinggal diam. Ia melawan dengan cara yang paling ia kuasai—media sosial.
Setelah video tersebut diunggah, reaksi netizen pun langsung membanjiri kolom komentar. Banyak yang mengecam tindakan kekerasan tersebut, meski sebagian juga menyarankan untuk menunggu klarifikasi dari pihak rumah sakit. Namun, Aleh tidak tinggal diam di balik layar.
Tidak hanya mengandalkan media sosial, Aleh mengambil langkah hukum dengan melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Medan. Ia berharap pihak berwajib segera menindaklanjuti laporannya dan memberikan keadilan atas perlakuan yang menurutnya tidak manusiawi. Ia juga meminta doa dari para pengikutnya agar proses hukum berjalan lancar.
Sementara itu, pihak RS dr Pringadi belum memberikan penjelasan menyeluruh. Meskipun demikian, rumor dan spekulasi mulai beredar di kalangan masyarakat.
Insiden ini mengingatkan publik pada beberapa kasus serupa yang pernah terjadi di berbagai fasilitas publik. Perlakuan petugas keamanan terhadap masyarakat seringkali menjadi sorotan, apalagi ketika kejadian tersebut terekam kamera. Dalam kasus Aleh, netizen kembali mengangkat isu tentang profesionalitas dan etika dalam pelayanan publik. Banyak yang berharap agar rumah sakit sebagai tempat penyembuhan, tidak menjadi lokasi terjadinya intimidasi atau kekerasan. Aleh sendiri terus memperkuat narasi bahwa ia hanya ingin mendapatkan pelayanan yang layak.
Aleh Aleh bukan hanya konten kreator biasa. Ia mengatur narasi dengan rapi, memancing empati, dan memobilisasi dukungan. Dengan unggahan yang konsisten dan bahasa yang menggugah, Aleh berhasil menjadikan insiden ini sebagai topik pembicaraan nasional. Ia menunjukkan bahwa media sosial bukan sekadar tempat mencari hiburan, melainkan alat perjuangan.
Kini, publik menanti hasil dari proses hukum yang sedang berjalan. Aleh berharap laporannya tidak hanya berakhir di meja penyidik, melainkan mampu mengubah sistem yang ada. Ia menuntut keadilan, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk siapa pun yang pernah mengalami hal serupa. Ia percaya bahwa setiap warga negara berhak merasa aman di fasilitas publik. Dengan nada optimis, Aleh menyampaikan bahwa kebenaran akan selalu menemukan jalannya.
Buah Semangka bukan hanya buah penyegar di cuaca panas, tapi juga superfood yang menyimpan 7…
Kondisi jalan rusak di Gorontalo memaksa warga mengangkut jenazah dengan motor menuju rumah duka. Potret…
DPRD desak Pemko Medan bangun pompa air di titik rawan banjir, langkah penting untuk tanggulangi…
Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap objek atau situasi tertentu yang bisa memengaruhi kehidupan sehari-hari. Artikel…
"Temukan 10 buah-buahan penyerap racun yang membantu detoks alami tubuh. Dari lemon, apel, hingga buah…