Milan, Agustus 2025 — Raksasa Serie A, AC Milan, resmi mengumumkan perekrutan gelandang muda asal Swiss, Ardon Jashari, dalam jendela transfer musim panas ini. Kepastian ini menambah daftar langkah strategis klub dalam membangun skuad yang tak hanya kompetitif untuk musim 2025/2026, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.
Perekrutan Jashari, yang baru berusia 22 tahun, dianggap sebagai salah satu investasi masa depan paling menjanjikan oleh manajemen Milan. Pemain yang dikenal karena etos kerja tinggi, visi permainan tajam, dan kemampuan menjaga tempo permainan ini telah menarik minat berbagai klub top Eropa sebelum akhirnya berlabuh di San Siro.
Ardon Jashari lahir pada 30 Juli 2002 di Lucerne, Swiss. Ia merupakan produk akademi FC Luzern dan mulai meniti karier profesional bersama klub tersebut sejak 2020. Sejak usia muda, Jashari telah menunjukkan kematangan luar biasa sebagai gelandang tengah. Tak butuh waktu lama baginya untuk menjadi andalan tim utama Luzern, bahkan hingga dipercaya sebagai kapten pada usia yang sangat muda.
Jashari juga telah mengantongi caps bersama Timnas Swiss, dan sempat tampil di ajang UEFA Nations League serta beberapa laga kualifikasi Euro 2024. Gaya bermainnya sering dibandingkan dengan gelandang Swiss lainnya, seperti Granit Xhaka, namun Jashari dianggap lebih fleksibel dalam transisi bertahan ke menyerang.
AC Milan memang tengah melakukan peremajaan skuad secara sistematis sejak beberapa musim terakhir. Pasca kepergian gelandang penting seperti Sandro Tonali dan ketergantungan pada pemain seperti Ismaël Bennacer dan Tijjani Reijnders, Milan membutuhkan tambahan kekuatan di lini tengah yang enerjik dan kreatif.
Perekrutan Ardon Jashari menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Ia bukan hanya gelandang jangkar yang bisa bertahan, tetapi juga mampu menjadi inisiator serangan dari kedalaman. Dengan stamina luar biasa dan kemampuan membaca permainan lawan, kehadiran Jashari akan menambah kedalaman dan fleksibilitas taktik di lini tengah.
Pelatih Milan, Paolo Fonseca, disebut-sebut terlibat langsung dalam proses scouting Jashari. Dalam beberapa pernyataannya, Fonseca menyebut bahwa Jashari adalah “pemain muda dengan pemahaman taktik luar biasa yang cocok dengan filosofi permainan Milan yang mengutamakan keseimbangan.”
Meski nilai transfer tak diungkapkan secara resmi, sejumlah media Italia memperkirakan AC Milan harus merogoh kocek sebesar €12 juta, dengan tambahan bonus performa yang bisa membuat total paket mencapai €15 juta. Jashari dikontrak selama lima tahun, hingga musim panas 2030, dan diyakini menerima gaji sekitar €1,5 juta per tahun — angka yang masih terbilang moderat bagi klub sekelas Milan.
Dalam kontraknya juga tercantum klausul pembelian kembali (buy-back) oleh FC Luzern dalam kondisi tertentu, serta bonus performa apabila sang pemain mencapai jumlah penampilan atau prestasi individu tertentu.
Fanbase AC Milan tampaknya menyambut hangat kedatangan Ardon Jashari. Di media sosial, banyak yang memuji langkah klub dalam mendatangkan pemain muda bertalenta yang belum terlalu “mahal” namun punya potensi besar. Dalam konteks kompetisi Serie A yang kini makin ketat — terutama dengan kebangkitan Inter, Juventus, dan Napoli — langkah Milan ini dinilai sebagai bentuk kecerdikan manajemen.
Beberapa suporter bahkan menyamakan pendekatan Milan dengan strategi Arsenal atau RB Leipzig, yang kerap mengembangkan pemain muda dan menjadikannya pilar tim utama. “Kita mungkin tidak membeli nama besar, tapi kita membangun nama besar berikutnya,” tulis salah satu akun pendukung Milan di X (dulu Twitter).
Dengan sistem rotasi yang mulai diberlakukan Fonseca, peluang Jashari untuk mendapatkan menit bermain cukup besar. Ia diproyeksikan untuk menjadi pelapis atau tandem Bennacer dan Reijnders, sekaligus mengisi kekosongan jika Milan memutuskan menjual pemain seperti Yacine Adli atau Rade Krunić.
Dalam laga pramusim terakhir, Jashari langsung tampil penuh selama 60 menit dan menunjukkan performa positif. Ia tercatat mencatatkan akurasi umpan sebesar 91%, serta memenangi 5 duel bola — statistik yang menjanjikan untuk pemain muda yang baru bergabung dengan tim sebesar Milan.
Beberapa analis sepak bola Italia menyebut bahwa transfer ini adalah langkah cerdas dan strategis. Jashari adalah tipe pemain yang “under the radar” — tidak terlalu mencolok di media, tapi punya kualitas teknis dan mentalitas kerja keras. Hal ini sesuai dengan karakteristik pemain yang dibutuhkan AC Milan dalam proyek jangka panjang mereka.
Meski begitu, tentu tetap ada tantangan. Adaptasi dengan Serie A yang jauh lebih taktis dan keras dibandingkan Liga Swiss adalah hal yang tidak bisa dianggap enteng. Jashari harus cepat belajar dan membuktikan dirinya layak bersaing di lini tengah yang penuh persaingan.
BY : PELOR
dalam memilih makanan dan menjalani gaya hidup sehat. Dengan rutin mengonsumsi lima jenis makanan sehat…
Pernikahan Selena Gomez & Benny Blanco setelah 2 tahun pacaran. Dari gaun Ralph Lauren yang…
Memancing bukan sekadar menunggu ikan menyambar kail, tapi tentang melatih hati untuk bersabar, berpikir jernih,…
Hewan peliharaan bukan hanya sekadar teman di rumah. Banyak penelitian ilmiah membuktikan bahwa keberadaan hewan…