Sejak Tahun Berapa Jalan Lintas Berastagi Dibangun?
Jalan raya adalah urat nadi peradaban. Setiap jalur yang dibangun bukan hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga membawa cerita panjang tentang pembangunan, perjuangan, hingga peran pentingnya bagi masyarakat. Salah satunya adalah jalan lintas Medan–Berastagi, yang selama ini dikenal sebagai jalur vital penghubung ibu kota Sumatera Utara dengan kawasan dataran tinggi Karo.
Namun, banyak orang bertanya-tanya: sejak tahun berapa jalan lintas Berastagi mulai dibangun? Mari kita menelusuri sejarah, perkembangan, serta dampak besar dari keberadaan jalan ini.
Jalan Lintas Berastagi dan Letaknya yang Strategis
Jalan lintas Berastagi adalah ruas jalan yang menghubungkan Kota Medan dengan kawasan Berastagi di Kabupaten Karo. Jalur ini melintasi daerah pegunungan dengan udara sejuk, panorama indah, sekaligus menjadi akses utama menuju objek wisata populer seperti Gundaling, Danau Lau Kawar, hingga Gunung Sibayak.
Selain pariwisata, jalur ini juga sangat vital untuk sektor perdagangan dan distribusi hasil bumi, terutama sayur, buah, dan bunga dari Tanah Karo menuju Kota Medan.
Awal Pembangunan: Masa Kolonial Belanda
Jika ditelusuri sejarahnya, jalan lintas Medan–Berastagi dibangun sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, tepatnya pada awal abad ke-20. Menurut catatan sejarah, pembangunan dimulai sekitar tahun 1907–1917.
Tujuan utama Belanda saat itu bukan hanya untuk memperlancar akses transportasi masyarakat, tetapi juga untuk kepentingan ekonomi kolonial. Tanah Karo dikenal sangat subur dan kaya hasil perkebunan seperti tembakau, kopi, serta sayuran. Jalan yang baik diperlukan agar hasil bumi bisa cepat diangkut ke Medan, lalu diekspor ke luar negeri.
Peran Buruh Lokal dalam Pembangunan
Pembangunan jalan ini dilakukan dengan tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari masyarakat lokal. Alat berat modern belum tersedia seperti sekarang, sehingga pembangunan jalan masih dilakukan dengan cara sederhana: menggunakan sekop, cangkul, bahkan tenaga hewan untuk menarik material.
Meski begitu, dalam kurun waktu sekitar satu dekade, jalur Medan–Berastagi berhasil dibuka dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, meskipun masih sempit dan berliku tajam.
Perkembangan di Era Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, jalan lintas Medan–Berastagi tetap menjadi jalur penting. Pemerintah Indonesia mulai melakukan berbagai perbaikan dan pelebaran, terutama pada tahun 1950-an hingga 1970-an.
Pada masa itu, kendaraan mulai bertambah banyak, sehingga jalur ini sering digunakan untuk distribusi logistik maupun transportasi masyarakat. Selain itu, berkembangnya wisata di Berastagi menjadikan jalur ini semakin sibuk.
Kondisi Jalan yang Berliku dan Tantangan Alam
Meskipun jalur lintas Berastagi sudah ada sejak era kolonial, tantangan utama hingga kini adalah medan geografisnya. Jalan ini melewati kawasan perbukitan dengan tikungan tajam, tanjakan curam, serta rawan longsor ketika musim hujan.
Karena itulah, pemerintah dari masa ke masa terus melakukan perawatan, pelebaran, hingga pembangunan jalur alternatif. Namun hingga kini, jalur utama Medan–Berastagi masih dipadati kendaraan, terutama saat akhir pekan dan musim liburan.
Dampak Ekonomi dari Jalan Lintas Berastagi
Sejak dibangun lebih dari seabad lalu, jalan lintas Medan–Berastagi membawa banyak dampak positif, antara lain:
-
Pertumbuhan ekonomi: mempermudah distribusi hasil pertanian Tanah Karo ke Kota Medan.
-
Perkembangan pariwisata: akses mudah membuat wisatawan ramai berkunjung ke Berastagi.
-
Peningkatan mobilitas masyarakat: warga Karo dapat lebih mudah bepergian ke Medan untuk pendidikan, pekerjaan, maupun perdagangan.
-
Konektivitas antarwilayah: jalur ini juga menjadi bagian penting penghubung ke kawasan Danau Toba.
Jalan Alternatif yang Pernah Direncanakan
Karena kemacetan di jalur utama, pemerintah Sumatera Utara pernah merencanakan jalur alternatif seperti jalan Tol Medan–Berastagi. Proyek ini sudah lama diwacanakan, tetapi realisasinya masih terkendala anggaran dan teknis.
Namun, adanya jalan tol nanti diharapkan bisa mengurangi beban jalan lintas lama yang sudah dibangun sejak masa kolonial.
Fakta Menarik tentang Jalan Lintas Berastagi
-
Dibangun tahun 1907–1917 oleh pemerintah kolonial Belanda.
-
Membutuhkan waktu sekitar 10 tahun karena kondisi geografis sulit.
-
Awalnya hanya berupa jalur sempit yang bisa dilewati kereta kuda dan truk kolonial.
-
Kini menjadi jalur wisata populer dengan panorama Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung.
-
Sering mengalami kemacetan parah terutama di kawasan tikungan Sibolangit dan Bandar Baru.
Kesimpulan
Jalan lintas Berastagi ternyata memiliki sejarah panjang sejak awal abad ke-20, dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda sekitar tahun 1907 hingga 1917. Tujuan awalnya adalah untuk mengangkut hasil bumi dari Tanah Karo ke Medan.
Lebih dari 100 tahun kemudian, jalan ini tetap menjadi jalur vital yang menunjang ekonomi, pariwisata, sekaligus mobilitas masyarakat. Meskipun sering menghadapi tantangan seperti kemacetan dan rawan longsor, jalan lintas Berastagi tetap menjadi saksi sejarah betapa pentingnya infrastruktur dalam membangun peradaban dan kesejahteraan.
Dengan adanya wacana pembangunan jalan tol Medan–Berastagi, diharapkan ke depan masyarakat bisa menikmati perjalanan lebih lancar, sementara jalan lintas lama tetap menjadi jalur penuh nilai sejarah.
BY : PELOR