7 Penyebab Diare Paling Berbahaya yang Wajib Kamu Tahu!
Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan tinja yang lebih encer dan frekuensi yang lebih sering dari biasanya. Meskipun sering dianggap sepele, diare dapat menyebabkan dehidrasi berat, terutama jika tidak ditangani dengan tepat. Bahkan, dalam beberapa kasus, diare bisa mengancam jiwa.
Diare dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut), namun juga bisa menjadi kondisi kronis yang menandakan adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Untuk menghindari komplikasi yang membahayakan, penting untuk memahami penyebab utama diare. Berikut ini adalah tujuh penyebab paling umum—dan sering kali mengejutkan—yang perlu Anda waspadai.
1. Infeksi Virus dan Bakteri
Infeksi adalah penyebab utama diare. Virus seperti norovirus, rotavirus, dan adenovirus bisa menyebabkan diare hebat, terutama pada anak-anak. Sementara itu, infeksi bakteri seperti Salmonella, Escherichia coli (E. coli), dan Campylobacter sering kali ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Gejala yang menyertai bisa berupa demam, mual, muntah, dan sakit perut. Dalam banyak kasus, diare akibat infeksi akan sembuh sendiri dalam beberapa hari, tetapi pada kasus parah, perawatan medis diperlukan.
2. Keracunan Makanan
Pernah mengalami diare mendadak setelah makan di luar? Kemungkinan besar itu adalah keracunan makanan. Ini terjadi ketika makanan terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau toksin. Makanan yang tidak disimpan atau dimasak dengan benar menjadi sarang pertumbuhan mikroorganisme berbahaya.
Keracunan makanan dapat memicu diare hebat dalam beberapa jam setelah konsumsi. Waspadai juga gejala seperti muntah, demam, dan nyeri perut tajam.
3. Intoleransi Laktosa dan Fruktosa
Beberapa orang mengalami kesulitan dalam mencerna laktosa (gula dalam susu) atau fruktosa (gula alami dalam buah dan pemanis buatan). Ini disebut intoleransi makanan. Ketika zat-zat ini tidak tercerna dengan baik, mereka dapat menarik air ke dalam usus besar dan menyebabkan diare.
Orang dengan intoleransi laktosa sering mengalami diare, gas, dan kembung setelah mengonsumsi produk susu. Hal yang sama juga bisa terjadi dengan fruktosa, terutama yang berasal dari pemanis buatan seperti sirup jagung tinggi fruktosa.
4. Efek Samping Obat-Obatan
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan diare sebagai efek samping. Antibiotik, misalnya, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus, sehingga menyebabkan diare. Obat pencahar yang digunakan secara berlebihan juga dapat mengakibatkan diare kronis.
Selain itu, obat kemoterapi, antasida yang mengandung magnesium, dan beberapa obat tekanan darah juga bisa memicu gangguan pencernaan.
5. Gangguan Pencernaan Kronis (IBS dan IBD)
Diare juga bisa menjadi gejala dari gangguan pencernaan kronis, seperti:
-
Irritable Bowel Syndrome (IBS): Kondisi yang memengaruhi gerakan usus, menyebabkan diare, sembelit, atau keduanya.
-
Inflammatory Bowel Disease (IBD): Meliputi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, yang menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan.
Kondisi ini biasanya membutuhkan diagnosis dan penanganan jangka panjang oleh profesional medis.
6. Stres dan Kecemasan Berlebihan
Kesehatan mental ternyata memiliki hubungan erat dengan kondisi usus. Saat seseorang mengalami stres berat atau kecemasan berlebihan, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin yang dapat memengaruhi gerakan usus.
Akibatnya, beberapa orang mengalami diare saat menghadapi tekanan mental yang intens, misalnya sebelum presentasi penting atau ujian besar.
7. Perubahan Pola Makan atau Konsumsi Makanan Asing
Saat bepergian ke daerah baru, tubuh mungkin belum terbiasa dengan mikroorganisme lokal yang ada dalam makanan dan air. Hal ini dapat menyebabkan “traveler’s diarrhea” atau diare wisatawan. Selain itu, konsumsi makanan pedas, berlemak tinggi, atau kaya serat secara tiba-tiba juga bisa memicu diare.
Kapan Harus ke Dokter?
Diare ringan biasanya bisa sembuh dengan istirahat cukup dan hidrasi. Namun, Anda perlu segera mencari bantuan medis jika:
-
Diare berlangsung lebih dari 2–3 hari
-
Terdapat darah dalam tinja
-
Disertai demam tinggi
-
Terjadi tanda-tanda dehidrasi (mulut kering, jarang buang air kecil, pusing)
-
Terjadi penurunan berat badan yang signifikan
Cara Mencegah Diare
Beberapa langkah sederhana dapat membantu mencegah diare, antara lain:
-
Cuci tangan secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet.
-
Hindari makanan dan air yang tidak bersih.
-
Perhatikan kebersihan makanan saat membeli atau memasak.
-
Jangan mengonsumsi makanan kadaluarsa atau disimpan terlalu lama di suhu ruangan.
-
Perhatikan respons tubuh terhadap makanan tertentu.
Kesimpulan
Diare bukan hanya masalah pencernaan ringan, tetapi bisa menjadi indikasi dari gangguan serius yang membutuhkan penanganan medis. Mengetahui penyebab diare adalah langkah penting untuk mencegah dan menanganinya secara efektif. Jangan abaikan gejala-gejalanya, terutama jika berlangsung lama atau disertai tanda-tanda dehidrasi.
Dengan menjaga pola makan sehat, kebersihan, dan manajemen stres, Anda bisa menghindari diare yang mengganggu aktivitas dan membahayakan kesehatan.
WRITTEN BY KY