Berita PemerintahBerita Viral Saat inibisnisBudaya & TradisiDemografiEdukasiEkonomi & KeuanganEntertainmentFilmHukum & KriminalHUT ke-80 RIInternasionalkehidupanKemerdekaan RIKesehatankesehatan mentalKeuanganKunjungan SelebritiNasionalPariwisataPerhiasanPolitikProduk Herbal & SuplemenTeknologi & ElektronikTempat WisataTokoh & KepahlawananTrending

Demo Pati 2025: 100 Ribu Massa Turun ke Jalan, Mobil Polisi Dibakar Gegara Pajak Naik 250%

Pendahuluan

Pada 13 Agustus 2025, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat sejarah baru dalam pergerakan sosial-politiknya. Sebuah aksi yang dikenal dengan nama Demo Pati 2025 berhasil mengumpulkan lebih dari 100 ribu massa dari berbagai penjuru desa dan kecamatan. Mereka berbondong-bondong menuju pusat kota untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250%.

Awalnya, aksi ini direncanakan sebagai unjuk rasa damai. Namun, situasi berubah drastis menjelang siang hari ketika tensi di lapangan memuncak. Bentrokan antara massa dan aparat keamanan tak dapat dihindari. Gas air mata memenuhi udara, batu dan botol beterbangan, bahkan sebuah mobil polisi bertuliskan “Provost” dibalik dan dibakar di tengah jalan.

Peristiwa ini menjadi sorotan nasional. Media-media besar menurunkan liputan langsung, foto-foto kerusuhan beredar cepat di media sosial, dan tagar #DemoPati2025 menduduki trending topic. Tidak hanya mengguncang Pati, demo ini juga memicu diskusi luas mengenai kebijakan pajak daerah, hubungan pemerintah dengan rakyat, dan potensi perubahan politik di daerah tersebut.


Latar Belakang Demo Pati 2025

Sebelum Demo Pati 2025 terjadi, kondisi ekonomi di Kabupaten Pati terbilang cukup rentan. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian, perdagangan kecil, dan industri rumahan. Pandemi yang melanda sebelumnya telah menggerus daya beli masyarakat, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat.

Di tengah situasi ini, Pemerintah Kabupaten Pati di bawah kepemimpinan Bupati Sudewo mengeluarkan kebijakan kenaikan PBB-P2. Kebijakan ini menyebutkan bahwa tarif pajak akan dinaikkan hingga 250% dari nilai sebelumnya. Pemerintah berdalih bahwa kenaikan ini diperlukan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membiayai berbagai proyek pembangunan.

Namun, banyak warga menilai kebijakan ini tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat. Kenaikan yang terlalu tinggi, ditambah ketidaksiapan warga untuk menanggung beban pajak baru, membuat gelombang protes mulai terbentuk. Kelompok-kelompok warga, LSM, hingga tokoh masyarakat mulai bersatu. Seruan untuk turun ke jalan mulai bergema di media sosial, hingga akhirnya tercetus rencana aksi besar-besaran di pusat kota Pati.


Pemicu Utama Kenaikan Pajak 250%

Kenaikan PBB-P2 dalam Demo Pati 2025 menjadi titik pemicu kemarahan warga. PBB-P2 adalah pajak tahunan yang dikenakan kepada pemilik tanah dan bangunan. Sebelumnya, tarif PBB di Pati relatif stabil, dan kenaikan biasanya hanya berkisar 5–10% per tahun. Namun, tahun 2025 membawa kejutan: tarif melonjak hingga dua setengah kali lipat.

Faktor yang membuat warga marah:

  1. Tidak adanya sosialisasi memadai. Banyak warga baru mengetahui kenaikan pajak saat menerima surat tagihan.

  2. Perbedaan NJOP. Nilai Jual Objek Pajak yang ditetapkan pemerintah dinilai tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

  3. Kekhawatiran akan efek domino. Kenaikan PBB dapat memicu kenaikan harga sewa rumah, lahan pertanian, hingga biaya produksi usaha kecil.

Reaksi awal pemerintah daerah cenderung defensif. Mereka menegaskan bahwa kenaikan pajak ini merupakan bagian dari strategi pembangunan jangka panjang. Namun, pernyataan ini justru dianggap memicu kemarahan warga karena tidak diiringi solusi nyata bagi mereka yang terdampak.


Kronologi Demo Pati 2025

Pagi yang Damai

Pukul 07.00 WIB, ribuan warga mulai berdatangan ke alun-alun Pati. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Cabut Kenaikan Pajak 250%” dan “Rakyat Miskin Jangan Diperas”. Orasi dilakukan bergantian oleh tokoh masyarakat, aktivis, dan warga biasa.

Menjelang Siang, Ketegangan Memuncak

Sekitar pukul 11.30 WIB, sebagian massa mencoba mendekat ke halaman kantor bupati. Aparat keamanan membentuk barikade. Teriakan semakin keras, dan lemparan botol air mineral mulai mengarah ke aparat.

Kerusuhan Pecah

Gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa. Situasi menjadi kacau. Sebuah mobil polisi bertuliskan “Provost” dikepung, dibalik, dan dibakar. Kaca gedung DPRD pecah, dan beberapa fasilitas umum rusak.

Korban dan Kerugian

  • 57 orang luka-luka (menurut Patinews.com).

  • 40 orang terluka termasuk aparat (laporan Pikiran Rakyat).

  • Tidak ada korban jiwa, meski sempat beredar kabar meninggalnya wartawan Lilik Yuliantoro—yang ternyata hoaks.


Tuntutan Massa dan Respon Pemerintah

Tuntutan utama massa Demo Pati 2025:

  1. Cabut kebijakan kenaikan PBB-P2 sebesar 250%.

  2. Transparansi pengelolaan PAD.

  3. Evaluasi kinerja Bupati Sudewo.

Respon pemerintah:

  • DPRD membentuk Panitia Khusus Hak Angket untuk menyelidiki kebijakan ini.

  • Bupati Sudewo menegaskan tidak akan mundur, namun membuka peluang dialog.

  • Kenaikan pajak ditunda untuk evaluasi.


Dampak Sosial, Ekonomi, dan Politik

Sosial

Solidaritas warga meningkat, terlihat dari keterlibatan lintas usia dan profesi. Namun, polarisasi politik juga menguat, dengan kubu pro dan kontra bupati saling menyerang di media sosial.

Ekonomi

Kerusuhan membuat aktivitas perdagangan lumpuh sehari penuh. Kerugian akibat kerusakan fasilitas publik dan kendaraan diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Politik

Tekanan terhadap bupati semakin besar. Isu mosi tidak percaya mulai mencuat di DPRD.


Kesimpulan dan Prediksi Ke Depan

Demo Pati 2025 adalah bukti bahwa kebijakan publik tanpa komunikasi yang baik dapat memicu krisis besar. Dengan jumlah massa yang mencapai 85.000–100.000 orang, aksi ini akan tercatat sebagai yang terbesar di sejarah Pati.
Ke depan, revisi atau pembatalan kenaikan pajak sangat mungkin dilakukan. Namun, jika pemerintah gagal memenuhi tuntutan, bukan tidak mungkin aksi serupa akan terulang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *