Telinga atau kuping adalah salah satu organ penting yang sering kali tidak kita sadari fungsinya sampai mengalami gangguan. Banyak orang menganggap bahwa membersihkan telinga secara rutin adalah tanda kebersihan diri. Padahal, terlalu sering membersihkan telinga justru bisa membahayakan kesehatan pendengaran.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 bahaya tersembunyi dari kebiasaan sering membersihkan telinga, alasan medis di baliknya, dan bagaimana cara aman merawat telinga agar tetap bersih tanpa merusak bagian dalamnya.
Kotoran kuping atau serumen sering dianggap kotor dan harus dibuang. Padahal, serumen justru memiliki fungsi pelindung alami yang penting bagi kesehatan kuping.
Serumen membantu:
Mencegah debu, kotoran, dan serangga masuk ke dalam kuping.
Mengandung zat antibakteri alami yang mencegah infeksi.
Menjaga kelembapan saluran kuping agar tidak kering atau iritasi.
Ketika kamu terlalu sering membersihkan kuping, lapisan pelindung ini bisa hilang. Akibatnya, kuping menjadi kering, gatal, dan lebih mudah terinfeksi. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan radang telinga luar (otitis eksterna).
Ironisnya, membersihkan kuping terlalu sering bisa membuat kotoran malah terdorong ke dalam, bukan keluar. Alat seperti cotton bud atau katumbat tidak didesain untuk mengeluarkan kotoran dengan sempurna.
Saat kamu memutar atau menekan alat ke dalam kuping, sebagian besar kotoran terdorong menuju bagian dekat gendang telinga. Lama-kelamaan, kotoran akan menumpuk dan mengeras menjadi serumen impaksi, menyebabkan:
Rasa penuh di telinga,
Gangguan pendengaran sementara,
Rasa berdengung (tinnitus),
Hingga nyeri kepala ringan.
Jadi, niat ingin membersihkan malah membuat telinga tersumbat dan tidak nyaman.
Kulit di saluran kuping dalam sangat tipis dan sensitif. Ketika alat pembersih seperti katumbat atau cotton bud digunakan terlalu dalam, bisa menyebabkan luka kecil atau goresan.
Luka ini sering tidak terasa langsung, tapi bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri atau jamur, yang berujung pada infeksi.
Gejala umumnya antara lain:
Gatal dan nyeri di dalam kuping,
Keluar cairan atau nanah,
Bau tidak sedap dari kuping,
Bahkan gangguan pendengaran sementara.
Infeksi seperti ini sering memerlukan perawatan medis dan tidak bisa sembuh hanya dengan obat tetes biasa.
Salah satu bahaya paling serius dari sering membersihkan kuping adalah risiko merobek gendang telinga.
Gendang kuping adalah membran tipis yang memisahkan saluran kuping luar dan bagian tengah kuping, berfungsi untuk menangkap getaran suara.
Jika kamu memasukkan alat terlalu dalam atau terlalu kuat, gendang telinga bisa tertusuk atau sobek.
Akibatnya:
Nyeri hebat yang tiba-tiba,
Keluar darah dari kuping,
Pendengaran langsung menurun drastis,
Dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan infeksi kronis atau gangguan pendengaran permanen.
Robeknya gendang telinga biasanya membutuhkan waktu lama untuk pulih dan bisa saja memerlukan tindakan medis atau operasi kecil (timpanoplasti).
Banyak orang menggunakan katumbat atau cotton bud berulang kali tanpa membersihkannya dengan benar. Padahal, alat yang tidak steril bisa menjadi sarang bakteri dan jamur.
Begitu alat itu masuk ke kuping, mikroorganisme bisa berpindah dan menyebabkan infeksi telinga luar atau tengah.
Beberapa tanda infeksi akibat alat tidak steril antara lain:
Rasa nyeri saat disentuh,
Kuping merah dan membengkak,
Keluar cairan atau bau tidak sedap,
Rasa pusing atau kehilangan keseimbangan.
Infeksi seperti ini tidak hanya membuat tidak nyaman, tapi juga bisa merusak struktur dalam kuping bila tidak segera diobati.
Bagian dalam kuping berhubungan langsung dengan sistem keseimbangan tubuh. Bila kamu terlalu sering membersihkan kuping hingga menyebabkan luka, peradangan, atau gangguan di area dalam, bisa muncul gejala pusing dan kehilangan keseimbangan.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular — struktur halus di kuping dalam yang mengatur orientasi tubuh.
Jika infeksi atau tekanan akibat kotoran yang terdorong sampai memengaruhi sistem ini, kamu bisa mengalami:
Pusing mendadak,
Mual,
Gangguan koordinasi tubuh,
Hingga kesulitan berjalan lurus.
Kuping sebenarnya punya mekanisme pembersihan diri sendiri.
Setiap kali kamu mengunyah, berbicara, atau menggerakkan rahang, kotoran kuping perlahan terdorong keluar dari saluran kuping menuju bagian luar.
Namun, bila kamu terlalu sering membersihkan kuping dengan alat, mekanisme alami ini bisa terganggu.
Kuping malah menjadi “malas” untuk membersihkan dirinya sendiri, sehingga kamu justru tergantung pada alat pembersih.
Hal ini bisa menyebabkan kuping makin sering terasa kotor dan membuat kamu ingin membersihkannya lagi — muncul lingkaran kebiasaan berbahaya.
Daripada membersihkan terlalu sering, sebaiknya lakukan perawatan yang lebih aman dan alami:
Bersihkan hanya bagian luar kuping menggunakan kain lembut atau tisu basah.
Hindari memasukkan benda apa pun ke dalam liang kuping.
Jika kuping terasa tersumbat, gunakan tetes pelunak kotoran kuping (ear drops) yang aman dan dijual di apotek.
Untuk kasus kotoran menumpuk, sebaiknya datang ke dokter THT. Dokter memiliki alat khusus yang bisa membersihkan kuping tanpa merusak gendang kuping.
Batasi pembersihan maksimal 1–2 kali per minggu, dan hanya untuk bagian luar.
Membersihkan kuping memang tampak seperti hal sepele, tapi jika dilakukan terlalu sering, risikonya bisa sangat serius.
Mulai dari hilangnya pelindung alami, infeksi, luka, hingga robeknya gendang kuping, semua bisa terjadi hanya karena kebiasaan yang dianggap “menjaga kebersihan”.
Telinga adalah organ yang dirancang untuk membersihkan diri sendiri. Jadi, yang terbaik adalah membiarkannya bekerja secara alami dan hanya membantu bila benar-benar perlu.
Jika kamu merasa kupingmu sering gatal, berdengung, atau tersumbat, jangan langsung menggunakan katumbat — segera periksa ke dokter THT agar bisa dibersihkan dengan cara yang benar dan aman.
🩺 Ingat: menjaga kesehatan kuping bukan berarti sering membersihkannya, melainkan merawatnya dengan bijak agar tetap berfungsi optimal sepanjang hidup.
Written BY KY
Manfaat serai, terutama air rebusannya dapat mengurangi rasa cemas dan gejala depresi. Bukan hanya itu…
Timnas Arab Saudi dan Timnas Qatar telah memastikan diri melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026. Kepastian ini didapat…
Artikel Berita Mark Rutte, Sekretaris Jenderal NATO, mengejutkan banyak pihak dengan komentar tajamnya terhadap kondisi…
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat di atas batas normal, yaitu sekitar 37°C. Kondisi…
Di mata banyak orang, matematika sering dianggap membosankan—penuh angka, simbol, dan rumus yang membuat kepala…
Pendahuluan: Kejutan Awal Musim Flu Negara yang dikenal sangat disiplin dalam penerapan protokol kesehatan kini…