Ilustrasi berbagai penyebab benjolan di leher belakang, seperti infeksi, kista, dan cedera otot
7 Penyebab Benjolan di Leher Belakang dan Penanganannya Benjolan di leher belakang bisa menjadi tanda berbagai kondisi medis, dari yang ringan hingga serius. Oleh karena itu, memahami penyebabnya sangat penting agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut adalah tujuh penyebab umum benjolan di leher belakang beserta cara mengatasinya.
Salah satu penyebab umum benjolan di leher belakang adalah pembengkakan kelenjar getah bening akibat infeksi. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar ini akan membesar sebagai respons imun. Biasanya, infeksi virus atau bakteri seperti flu, radang tenggorokan, atau tuberkulosis dapat memicu pembengkakan ini.
Untuk mengatasinya, mengobati infeksi penyebabnya adalah langkah utama. Jika disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Namun, jika infeksi virus adalah penyebabnya, maka istirahat yang cukup serta konsumsi makanan bergizi dapat membantu pemulihan.
Dalam kebanyakan kasus, kista sebasea tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, jika benjolan menyebabkan rasa sakit atau infeksi, dokter bisa merekomendasikan prosedur drainase atau pengangkatan dengan operasi kecil.
Jika lipoma tidak menimbulkan gangguan, biasanya tidak diperlukan tindakan medis. Akan tetapi, jika ukurannya membesar atau menekan jaringan di sekitarnya, dokter dapat menyarankan tindakan operasi untuk mengangkatnya.
Cedera pada otot atau jaringan lunak di sekitar leher bisa menyebabkan benjolan yang terasa nyeri. Hal ini biasanya terjadi akibat aktivitas fisik yang berlebihan, posisi tidur yang salah, atau benturan.
Mengompres area yang cedera dengan air hangat atau dingin dapat membantu mengurangi peradangan. Selain itu, melakukan peregangan ringan serta menghindari aktivitas yang membebani area leher juga penting untuk mempercepat penyembuhan.
Meskipun jarang, benjolan di leher belakang juga bisa menjadi tanda tumor jinak atau ganas. Tumor jinak biasanya tumbuh perlahan dan tidak menyebar, sedangkan tumor ganas dapat berkembang dengan cepat dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Untuk memastikan penyebab benjolan, dokter biasanya akan melakukan biopsi atau tes pencitraan seperti USG atau MRI. Jika tumor bersifat ganas, pengobatan bisa melibatkan pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi.
Pengobatan abses biasanya melibatkan drainase untuk mengeluarkan nanah serta pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi. Jika abses dibiarkan, infeksi bisa menyebar dan menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
Beberapa penyakit autoimun, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening dan jaringan lunak di sekitar leher. Hal ini dapat menimbulkan benjolan yang terasa nyeri atau tidak nyaman.
Pengelolaan penyakit autoimun biasanya melibatkan pemberian obat antiinflamasi dan terapi yang bertujuan untuk mengontrol respons imun tubuh. Konsultasi dengan dokter spesialis sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Tdak seimua orang dapat menikmati udara, cuaca, atau suhu dingin. Selain menggigil karena kedinginan, beberapa…
Tiket dinamis Piala Dunia 2026 mirip dengan mekanisme tiket pesawat atau hotel Tahap distribusi tiket…
Buah belimbing, atau dikenal juga dengan nama star fruit karena bentuknya menyerupai bintang ketika dipotong…
Polri Tetapkan 1 Tersangka Baru : Kasus Tambang Ilegal Batu Bara Rp 5,7 T di…
Kami berkomitmen menghadirkan hunian dan proyek properti di lokasi strategis dengan standar kualitas tinggi, dirancang…