Di tengah ketimpangan gender yang masih mencolok di panggung politik Tiongkok, Presiden Xi Jinping mengirim sinyal kuat bahwa perempuan harus lebih dilibatkan dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan nasional. Seruan ini disampaikan Xi pada pembukaan KTT Perempuan Global 2025 di Beijing, sebuah momentum penting yang menandai perubahan narasi dalam strategi pembangunan sosial-politik Tiongkok.
Xi menyebutkan bahwa keterlibatan perempuan bukan hanya soal kesetaraan, melainkan juga syarat penting untuk kemajuan bangsa.
Tiongkok telah mencatat kemajuan signifikan dalam hal akses pendidikan dan peran ekonomi perempuan. Saat ini, lebih dari 50 persen mahasiswa perguruan tinggi adalah perempuan, dan sekitar 43 persen angkatan kerja diisi oleh mereka. Namun, kemajuan ini belum tercermin dalam ranah politik.
Dalam struktur elite Partai Komunis, situasinya kontras. Tahun 2022, tidak ada satu pun perempuan yang duduk di antara 24 anggota Politbiro. Lebih ekstrem lagi, dalam Komite Tetap Politbiro—kelompok pengambil keputusan tertinggi yang terdiri dari tujuh orang—tidak terdapat perempuan sama sekali. Ini menandakan stagnasi atau bahkan kemunduran representasi perempuan di posisi puncak kekuasaan.
Dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan delegasi internasional, Xi Jinping menyatakan bahwa perempuan harus diberikan ruang lebih besar dalam pengambilan keputusan, baik di tingkat pemerintahan nasional maupun lokal.
Ia menyampaikan bahwa keterlibatan perempuan merupakan bagian dari upaya membangun masyarakat yang harmonis dan stabil. Menurut Xi, stabilitas dan perdamaian adalah prasyarat bagi pengembangan potensi perempuan secara penuh. Oleh karena itu, kesetaraan gender harus menjadi bagian dari agenda nasional Tiongkok.
Berikut lima pendekatan strategis yang menjadi sorotan dalam pidato dan kebijakan terkait yang sedang atau akan diimplementasikan:
Xi menyerukan agar seluruh jalur politik, mulai dari keanggotaan Partai Komunis hingga posisi dalam pemerintahan lokal dan pusat, dibuat lebih terbuka bagi perempuan. Ini berarti menghapus hambatan struktural maupun budaya yang selama ini menyulitkan perempuan untuk naik ke tingkat pengambilan keputusan.
Presiden Xi juga mengisyaratkan perlunya perubahan dalam budaya birokrasi yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Budaya patriarki yang mengakar dianggap sebagai penghalang bagi perempuan untuk mengembangkan karier politik secara maksimal.
Langkah berikutnya adalah mendorong pelatihan dan pendidikan kepemimpinan khusus bagi perempuan, terutama di kalangan muda. Pemerintah pusat diharapkan memberikan dukungan dalam bentuk program pelatihan, beasiswa, dan jaringan mentor untuk membentuk pemimpin perempuan masa depan.
Xi menyebut bahwa perempuan memainkan peran penting dalam membangun harmoni keluarga dan masyarakat. Karena itu, negara perlu menciptakan kebijakan yang memungkinkan perempuan menjalankan peran domestik sekaligus karier publik secara seimbang. Ini mencakup cuti melahirkan, fasilitas penitipan anak, serta jam kerja yang fleksibel.
Tiongkok saat ini menghadapi tantangan besar dalam bentuk angka kelahiran yang rendah dan populasi yang menua. Xi menggunakan konteks ini untuk menekankan pentingnya peran perempuan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tapi juga sebagai bagian dari solusi nasional atas krisis demografi. Kebijakan ini harus memungkinkan perempuan aktif dalam keluarga sekaligus produktif dalam pembangunan negara.
Pernyataan Xi Jinping menuai respons beragam dari komunitas internasional. Beberapa lembaga seperti PBB menyambut positif sinyal tersebut, namun juga menekankan pentingnya tindakan nyata dan bukan sekadar retorika. Banyak pengamat melihat ini sebagai peluang perubahan jika disertai reformasi struktural yang mendukung keterlibatan perempuan secara nyata.
Menurut Dr. Liu Wen, seorang peneliti di bidang politik gender dari Fudan University, pidato Xi penting secara simbolis, namun harus diikuti dengan langkah konkret dalam rekrutmen partai, sistem promosi birokrasi, dan kebijakan pengembangan karier perempuan.
Sementara itu, aktivis hak perempuan seperti Zhao Yuying mengingatkan bahwa ketimpangan gender masih sangat terasa, terutama di daerah pedesaan. Banyak perempuan masih terjebak dalam budaya konservatif, akses pendidikan politik yang minim, dan beban domestik yang berat.
Seruan Xi tidak hanya terkait isu kesetaraan, melainkan juga bagian dari strategi yang lebih luas. Tiongkok membutuhkan pemanfaatan potensi sumber daya manusia secara menyeluruh dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Dengan mendorong perempuan berperan lebih besar, Xi dapat memperkuat stabilitas sosial dan ekonomi, serta meningkatkan citra Tiongkok di panggung internasional.
Namun, pendekatan ini juga dinilai sebagai bentuk “instrumentalisasi” perempuan—di mana perempuan diberi peran bukan semata-mata karena hak mereka, tetapi karena manfaat strategisnya bagi negara.
Pernyataan Xi Jinping menandai titik balik dalam narasi gender di Tiongkok. Meskipun masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa ini adalah awal revolusi kesetaraan gender, namun arah kebijakan tersebut menunjukkan adanya kemauan politik untuk membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi perempuan.
Tantangan ke depan adalah bagaimana mengubah wacana menjadi realita. Apakah struktur politik akan dibuka secara inklusif? Apakah akan ada kuota atau insentif bagi keterlibatan perempuan di tingkat legislatif dan eksekutif? Apakah birokrasi akan menjadi lingkungan yang benar-benar setara?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu akan menentukan apakah pidato Xi Jinping hanya menjadi simbol, atau benar-benar menjadi landasan bagi transformasi jangka panjang.
Argentina berhasil mengalahkan Venezuela dengan skor tipis 1-0 dalam laga uji coba internasional yang digelar di Hard Rock…
Bunga mawar selama ini dikenal sebagai simbol cinta, keindahan, dan kelembutan. Kelopak merah mudanya yang…
Kecelakaan Tragis di Pagi Hari yang Tenang Suasana pagi di Cibinong, Kabupaten Bogor, berubah mencekam…
Buah Tropis yang Menyegarkan, Menyehatkan, dan Kaya Nutrisi Mangga bukan hanya buah tropis yang lezat,…
Tren Dunia kerja 2025 menunjukkan lonjakan besar pekerja freelance. Temukan alasan mengapa banyak orang meninggalkan…
Studi terbaru ungkap 7 fakta mengejutkan tentang kimchi: makanan fermentasi Korea