Flores Timur, NTT – Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali menorehkan sejarahnya sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Letusan yang terjadi pada Minggu, 21 September 2025, membuat publik gempar karena aktivitas vulkaniknya meningkat tajam hanya dalam hitungan hari. Dengan status terbaru yang ditingkatkan ke Level IV (Awas), otoritas meminta seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Fenomena ini mengingatkan kembali bahwa Indonesia sebagai negara cincin api tidak pernah benar-benar lepas dari ancaman letusan gunung berapi.
Artikel ini akan membahas lima fakta penting tentang erupsi Gunung Lewotobi yang perlu diketahui, meliputi kronologi letusan, dampak abu vulkanik, sejarah aktivitas gunung, hingga respons pemerintah.
Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang berada di Kabupaten Flores Timur, mencatat 8 kali letusan hanya dalam waktu beberapa jam pada Minggu pagi. Letusan ini memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 500 hingga 1.000 meter di atas puncak. Bahkan beberapa hari sebelumnya, tepatnya 19 September 2025, erupsi dahsyat menghasilkan kolom abu yang membumbung hingga 6.000 meter di atas puncak, menutupi sebagian besar langit Flores Timur.
Letusan beruntun ini tidak datang tiba-tiba. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebenarnya sudah mendeteksi peningkatan aktivitas sejak awal September. Data seismik menunjukkan gempa vulkanik dalam jumlah tinggi, sementara tiltmeter merekam adanya penggembungan tubuh gunung, indikasi bahwa suplai magma terus naik menuju permukaan.
Dalam laporan resmi, PVMBG mencatat bahwa dalam tiga hari terakhir saja sudah terjadi 31 erupsi. Angka ini membuat Gunung Lewotobi termasuk dalam kategori aktivitas tinggi dan berpotensi menghasilkan letusan yang lebih besar jika suplai magma tidak mereda.
Akibat intensitas erupsi, status Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sebelumnya berada di Level III (Siaga) resmi dinaikkan menjadi Level IV (Awas). Peningkatan status ini bukan sekadar formalitas, melainkan peringatan keras bahwa ancaman letusan eksplosif bisa terjadi kapan saja.
BNPB dan PVMBG segera mengeluarkan rekomendasi yang mewajibkan warga menjauhi area bahaya dengan radius 6 km dari puncak. Sementara untuk sektor barat daya hingga timur laut, radius diperluas hingga 7 km karena potensi aliran lava dan lontaran material lebih besar.
Kenaikan status ini juga berarti pemerintah daerah harus segera mempersiapkan langkah darurat, termasuk evakuasi warga, distribusi masker untuk melawan dampak abu vulkanik, dan penyiapan posko pengungsian.
Letusan Gunung Lewotobi membawa dampak nyata bagi masyarakat sekitar. Abu vulkanik menyebar ke desa-desa di Flores Timur, menutupi atap rumah, jalan, serta lahan pertanian. Warga diminta untuk selalu menggunakan masker atau kain penutup hidung dan mulut, karena partikel abu bisa memicu gangguan pernapasan, iritasi mata, bahkan penyakit kulit jika terpapar dalam jangka panjang.
Selain abu vulkanik, potensi banjir lahar hujan juga menjadi ancaman serius. Aliran sungai di lereng Gunung Lewotobi bisa membawa material vulkanik bercampur air hujan menuju pemukiman. Inilah mengapa warga di sekitar aliran sungai diimbau ekstra waspada saat hujan turun.
Transportasi udara pun ikut terganggu. Beberapa penerbangan di wilayah NTT dilaporkan ditunda atau dibatalkan karena jarak pandang berkurang akibat abu. Hal ini menambah panjang daftar dampak erupsi Gunung Lewotobi terhadap kehidupan sehari-hari.
Gunung Lewotobi memiliki keunikan karena terdiri dari dua puncak kembar, yaitu Lewotobi Laki-Laki (1.584 mdpl) dan Lewotobi Perempuan (1.703 mdpl). Keduanya berdiri megah di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Meski kembar, sejarah mencatat bahwa puncak Laki-Laki lebih sering erupsi dibandingkan puncak Perempuan.
Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi bukan hal baru. Pada November 2024, letusan besar pernah terjadi dan menelan korban jiwa, merusak rumah warga, serta memaksa ribuan orang mengungsi. Dalam catatan sejarah, letusan Gunung Lewotobi sudah terjadi berulang kali sejak abad ke-20, menjadikannya salah satu gunung api yang paling diawasi di Indonesia.
Letusan kali ini semakin memperkuat reputasi Gunung Lewotobi sebagai salah satu gunung api aktif yang berbahaya, sekaligus pengingat bahwa masyarakat di sekitarnya harus selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Menghadapi kondisi ini, pemerintah pusat dan daerah bergerak cepat. BNPB telah menyalurkan ribuan masker dan menyiapkan tenda pengungsian di beberapa titik. Tim gabungan TNI, Polri, dan relawan dikerahkan untuk membantu evakuasi warga dari zona merah.
Pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap siaga. Informasi resmi hanya boleh diikuti dari PVMBG, BNPB, atau pemerintah daerah. Hal ini untuk mencegah penyebaran berita hoaks yang dapat memperburuk keadaan.
Di sisi lain, warga sekitar Gunung Lewotobi menunjukkan semangat gotong royong tinggi. Mereka saling membantu membersihkan abu, membagikan air bersih, serta menjaga jalur evakuasi tetap aman. Solidaritas ini menjadi bukti bahwa dalam situasi bencana, kebersamaan adalah kekuatan utama.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada September 2025 adalah pengingat keras bahwa kekuatan alam tidak bisa dianggap enteng. Dengan letusan beruntun, abu vulkanik yang menyebar luas, serta peningkatan status ke Level IV Awas, kewaspadaan harus selalu dijaga.
Gunung Lewotobi, yang menjadi salah satu ikon vulkanik di Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan bahwa aktivitasnya bisa membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Namun dengan kesiapsiagaan, koordinasi pemerintah, dan solidaritas warga, risiko bencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Kini, semua mata tertuju pada Gunung Lewotobi. Akankah letusan berikutnya lebih besar, atau aktivitasnya perlahan mereda? Waktu yang akan menjawab. Sementara itu, keselamatan manusia tetap menjadi prioritas utama.
Penyakit kelamin pria sering dianggap tabu, tetapi ketidaktahuan dapat berdampak fatal. Kenali gejala awal untuk…
Seorang wisatawan Australia harus mengeluarkan Rp 69 juta untuk suntik rabies setelah insiden gigitan monyet…
“Simak 5 fakta menarik harga sembako di Sumatra 2025, mulai dari harga beras hingga program…
Karyawati PNM Mekar di Pasangkayu ditemukan tewas dibunuh suami nasabah saat menagih cicilan. Polisi ungkap…
Salah satu bentuk obat yang paling sering digunakan dalam dunia medis adalah painkiller atau obat…
Jakarta Timnas Rusia dipastikan tidak bisa tampil di Piala Dunia 2026. Tuan rumah Piala Dunia…