5 Fakta Bahaya Merkuri pada Kerang: Ancaman Tersembunyi Makanan Laut

Kerang dikenal sebagai salah satu makanan laut yang kaya nutrisi dan memiliki rasa lezat. Banyak orang menjadikannya sumber protein, zat besi, seng, dan vitamin B12 yang penting untuk kesehatan tubuh. Namun, di balik manfaatnya yang melimpah, terdapat ancaman serius yang sering kali tidak disadari oleh masyarakat, yaitu paparan merkuri (Hg). Logam berat ini dapat mencemari laut dan akhirnya terakumulasi dalam tubuh kerang, menjadikannya berpotensi berbahaya bagi manusia yang mengonsumsinya. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai asal-usul merkuri pada kerang, dampaknya terhadap kesehatan, dan upaya pencegahannya.


1. Asal-usul Merkuri di Laut dan Kerang

Merkuri merupakan logam berat yang secara alami terdapat di kerak bumi. Namun, aktivitas manusia telah memperparah penyebarannya ke lingkungan. Sumber utama pencemaran merkuri di laut berasal dari limbah industri seperti pertambangan emas, pabrik kimia, pembakaran batu bara, dan limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik. Ketika merkuri masuk ke laut melalui aliran sungai atau udara, logam ini akan berubah bentuk menjadi metilmerkuri (CH₃Hg) oleh aktivitas mikroorganisme di dasar laut.

Metilmerkuri adalah bentuk merkuri yang paling beracun dan mudah diserap oleh organisme laut, termasuk fitoplankton dan zooplankton. Saat plankton dimakan oleh ikan kecil, kemudian oleh ikan besar, dan seterusnya, merkuri mengalami proses yang disebut bioakumulasi dan biomagnifikasi — di mana kadar merkuri meningkat pada setiap tingkat rantai makanan. Kerang, yang merupakan organisme penyaring (filter feeder), sangat rentan mengakumulasi merkuri karena mereka menyaring air laut untuk mendapatkan makanan, sekaligus menyerap logam berat yang terlarut di dalamnya.


2. Mengapa Kerang Rentan Mengandung Merkuri

Berbeda dengan ikan yang berpindah tempat, kerang hidup menempel di dasar laut atau perairan pesisir dan menyaring air laut secara terus-menerus. Karena itu, jika lingkungan perairan tercemar, kerang akan menyerap logam berat termasuk merkuri lebih cepat. Proses akumulasi ini bersifat kumulatif dan jangka panjang, artinya semakin lama kerang hidup di daerah tercemar, semakin tinggi kadar merkurinya.

Beberapa penelitian di Asia Tenggara menunjukkan bahwa kadar merkuri pada kerang di wilayah pesisir dekat kawasan industri atau pelabuhan dapat melebihi ambang batas aman konsumsi manusia, yaitu 0,5 mg/kg menurut standar WHO dan FAO. Ini berarti bahwa konsumsi rutin kerang dari perairan tercemar dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.


3. Dampak Merkuri terhadap Kesehatan Manusia

Merkuri dikenal sebagai neurotoksin kuat — zat yang dapat merusak sistem saraf pusat. Paparan merkuri melalui konsumsi makanan laut seperti kerang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, tergantung pada jumlah dan lamanya paparan.

a. Gangguan Sistem Saraf

Metilmerkuri memiliki kemampuan menembus sawar darah-otak (blood-brain barrier), menyebabkan kerusakan pada neuron otak. Gejalanya meliputi tremor, kesulitan berbicara, gangguan koordinasi, penglihatan kabur, serta kehilangan keseimbangan tubuh. Pada kasus berat, seperti insiden Minamata di Jepang, paparan merkuri dari hasil laut menyebabkan cacat lahir dan gangguan saraf permanen.

b. Dampak pada Ibu Hamil dan Janin

Janin sangat rentan terhadap efek merkuri. Zat ini dapat menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin, menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik, penurunan IQ, hingga gangguan perilaku pada anak. Karena itu, WHO merekomendasikan agar ibu hamil membatasi konsumsi kerang atau ikan dari daerah yang berpotensi tercemar merkuri.

c. Gangguan Ginjal dan Hati

Selain menyerang sistem saraf, merkuri juga dapat menumpuk di ginjal dan hati. Organ ini berfungsi untuk menyaring racun, sehingga paparan merkuri dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan sel, peradangan, dan gangguan fungsi organ.


4. Ciri-ciri Kerang yang Mungkin Tercemar Merkuri

Secara visual, sulit membedakan kerang yang mengandung merkuri dengan yang aman. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dijadikan petunjuk tidak langsung:

  • Berasal dari daerah pesisir dekat industri, pelabuhan, atau pertambangan.

  • Memiliki rasa pahit atau getir yang tidak biasa.

  • Cangkang tampak kusam dan daging kerang berwarna lebih gelap.

  • Menimbulkan efek seperti mual atau pusing setelah dikonsumsi.

Namun tanda-tanda tersebut tidak selalu akurat. Cara yang paling tepat untuk memastikan kadar merkuri adalah dengan pengujian laboratorium menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) atau metode lain yang lebih modern.


5. Upaya Pencegahan dan Solusi Aman Mengonsumsi Kerang

Walaupun ancaman merkuri nyata, bukan berarti kita harus sepenuhnya berhenti makan kerang. Ada beberapa langkah pencegahan agar konsumsi tetap aman dan bergizi:

a. Pilih Sumber Kerang yang Terpercaya

Belilah kerang dari pasar atau supplier yang sudah memiliki izin resmi dan pengawasan kualitas. Hindari membeli dari nelayan di daerah pesisir industri atau sungai yang menerima limbah.

b. Perhatikan Informasi Lingkungan

Cek apakah wilayah tangkapan kerang tersebut tercatat aman dari pencemaran. Pemerintah daerah biasanya memiliki data tentang kualitas air laut dan tingkat logam berat di perairan.

c. Batasi Frekuensi Konsumsi

Konsumsi kerang sebaiknya tidak berlebihan. Dua hingga tiga kali sebulan sudah cukup untuk mendapatkan manfaat gizinya tanpa berisiko tinggi terhadap paparan merkuri.

d. Cara Pengolahan yang Tepat

Meskipun memasak tidak dapat menghilangkan merkuri, pengolahan yang bersih dapat mengurangi kontaminan lain seperti bakteri atau logam berat lain. Pastikan kerang dimasak hingga benar-benar matang.

e. Dukungan Kebijakan Lingkungan

Upaya besar harus datang dari pemerintah dan industri. Pengawasan terhadap pembuangan limbah, penggunaan merkuri dalam pertambangan, dan edukasi kepada masyarakat pesisir menjadi langkah penting untuk mengurangi pencemaran laut secara menyeluruh.


6. Kerang Aman dan Alternatif Konsumsi

Beberapa jenis kerang yang hidup di laut dalam atau wilayah yang jauh dari aktivitas industri memiliki kadar merkuri lebih rendah. Misalnya kerang hijau, remis, dan tiram laut dalam dari perairan yang masih alami. Selain itu, masyarakat juga bisa mengganti konsumsi kerang dengan sumber protein laut lain seperti ikan sarden, udang, atau cumi-cumi, yang umumnya memiliki kadar merkuri lebih rendah dibandingkan spesies predator besar seperti tuna atau hiu.


Kesimpulan

Kerang memang merupakan makanan laut yang lezat dan penuh manfaat gizi, namun pencemaran merkuri telah menjadi ancaman serius yang tidak bisa diabaikan. Merkuri berasal dari aktivitas manusia dan dapat terakumulasi di dalam tubuh kerang, lalu masuk ke rantai makanan manusia. Dampaknya tidak hanya pada sistem saraf, tetapi juga pada ginjal, hati, serta perkembangan janin.

Dengan memahami sumber pencemaran, memilih kerang dari daerah yang aman, serta membatasi konsumsi, masyarakat dapat tetap menikmati hidangan laut ini tanpa mengorbankan kesehatan. Di sisi lain, pengawasan ketat terhadap limbah industri dan kesadaran lingkungan harus terus ditingkatkan agar laut dan segala isinya tetap menjadi sumber kehidupan yang sehat bagi generasi mendatang.

Update24

Recent Posts

7 Detik Ketegangan di motogp Mandalika: Crash Mencekam & Juara Kejutan

Mandalika, Indonesia — MotoGP Mandalika 2025 kembali menyuguhkan drama luar biasa. Di tengah atmosfer panas,…

22 menit ago

Rosela, Ketahui 8 Manfaatnya untuk Kesehatan

Rosela memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tanaman yang kerap diolah dan dikonsumsi sebagai teh…

43 menit ago

Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026

Jadwal lengkap La Liga musim 2025/2026 sudah dirilis dan siap menjadi panduan bagi para penggemar…

3 jam ago

Viral di Acara Wisuda! Mahasiswi Cantik Tiba-tiba Minta Dicium Pejabat Kampus, Ternyata Ayahnya Sendiri — Satu Gedung Langsung Heboh!

1. Momen Wisuda yang Berubah Jadi Kejutan Besar Acara wisuda biasanya dipenuhi tangis haru dan…

4 jam ago

7 Manfaat Dahsyat Stevia yang Wajib Kamu Tahu

Stevia, Pemanis Alami yang Mengubah Dunia Gula Dalam beberapa tahun terakhir, stevia menjadi bintang baru…

4 jam ago

3 Hasil Perusahaan China Buat Robot Ultra-Mirip Manusia, Kok Serem.

Pengantar Baru-baru ini, perusahaan-perusahaan teknologi di Tiongkok makin gencar memamerkan robot-robot humanoid yang secara visual…

5 jam ago